Rabu, 16 Februari 2011

Kenaikan Harga Pangan Mengancam Ketahanan Pangan Indonesia


Nama > Pati
Kelas > 2EA13
Npm  > 14209992

KENAIKAN HARGA KEDELAI MENGANCAM KETAHANAN PANGAN INDONESIA


KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang maha Esa karena atas rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah 3 (tiga) halaman ini tepat waktu.
            Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah agar pembaca makalah ini mengetahui bagaimana dampak harga kedelai di indoensia saat ini yang mempengaruhui pangan indonesia.diharapkan pembaca dapat meluaskan wawasannya mengenai pangan indonesia khusunya kenaikan harga kedelai di indonesia ini.
            Maksud dalam pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah berbasis softskill Pendidikan Kewarganegaraan.
            Tak lupa juga  penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Bapak Gatot Subiakto  yang telah membimbing penyusun dalam hal bagaimana penyusunan makalah ini sendiri.
            Penyusun juga menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna.Untuk itu diperlukan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan pembuatan makalah selanjutnya.
            Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca  dan tak juga penyusun mengucapkan terima kasih


Penyusun,
Pati
Bekasi, 17 Februari 2011

PEMBUKAAN

Tujuan
            Tujuan pembuatan makalah mengenai ”Kenaikan Harga Kedelai Mengancam Ketahanan Pangan Indonesia” ini adalh untuk mengetahui bagaimana kondisi pangan di indonesia saat ini khususnya kedelai,yang telah kita ketahui bahwa kedelai adalah kebutuhan pangan yang bergizi dan sangat dibutuhkan masyarakat indonesia.

Latar Belakang
Di Indonesia kedelai meerupakan komoditas pangan yang strategis sehingga upaya untuk berswasembada tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga untuk mendukung agroindustri dan menghemat devisa dan serta mengurangi ketergantungan terhadap impor. Langkah swasembada harus ditempuh karena ketergantungan yang makin besar pada impor bisa menjadi musibah terutama jika harga dunia sangat mahal akibat stok menurun. Ketergantungan kepada bahan pangan dari luar negeri dalam jumlah besar akan melumpuhkan ketahanan nasional dan mengganggu stabilitas social, ekonomi dan politik. Ketahanan pangan dan kedaulatan pangan berpengaruh langsung terhadap kesejahteraan rakyat.
Tingkat swasembada kedelai sampai saat ini belum tercapai karena jumlah kebutuhan masih relatif lebih besar dibandingkan dengan jumlah produksi. Hal ini menyebabkan impor kedelai terus meningkat dari tahun ke tahun. Peeningkatan ketahanan pangan merupakan progam utama departemen pertanian yang berdampingan dengan upaya peningkatan kesejahteraan petani dan peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian.

Harga sejumlah komoditas pangan yang diimpor naik di sejumlah daerah di Tanah Air. Kenaikan mencolok, misalnya, terjadi pada komoditas kedelai yang naik sejak bulan Desember 2010, yakni dari Rp 5.800 per kilogram menjadi Rp 6.200 per kilogram.
Naiknya harga kedelai disikapi beragam oleh sejumlah perajin berbahan baku kedelai di Malang, Jawa Timur. Perajin tempe mengurangi ukuran, sementara perajin keripik tempe rela mengurangi margin keuntungan karena tidak bisa menaikkan harga.
Di Malang harga kedelai Rp 6.200 per kg. Sebelumnya, harga kedelai rata-rata di bawah Rp 6.000 per kg. Kenaikan harga terjadi sejak akhir Desember.

PEMBAHASAN
Sebagai  negara agraris Indonesia mestinya sudah mampu mandiri dan tidak lagi bergantung pada produk impor. Kalaulah tetap mengimpor tidak serta merta memengaruhi harga pasar domestik. Yang terjadi justru mencengangkan. Pernyataan politik yang disampaikan para penyelenggara negara yang bertekad mempertahankan negeri ini sebagai negara agraris jauh panggang dari api. Semua kebutuhan pangan dan bahan baku makanan serta minuman didatangkan dari luar negeri. Beras kita impor. Kacang kedelai yang saat ini harganya meroket juga diimpor. Terigu pun kita impor. Buah-buahan begitu pula. Sebagai negara penghasil minyak, minyak pun diimpor. Fakta ini sudah berubah menjadi realitas. Keagrarisan Indonesia tinggal sebutan saja tidak lagi memberikan pengaruh besar dalam politik ketahanan pangan. Buktinya, setiap muncul masalah, publik dikesankan dengan grand strategy pangan. Coba kita cermati. Begitu harga kedelai melonjak mendekati kisaran Rp8.000, pemerintah menyodorkan peta kebijakan jangka menengah panjang untuk meningkatkan produksi kedelai nasional. Kebijakan itu meliputi perluasan lahan, peningkatan produktivitas serta pemberian bibit kedelai. Bibit unggul diberikan secara gratis.
Tentulah kita patut mempertanyakan, akselarasi dalam memenuhi kebutuhan kedelai di dalam negeri yang berbanding timpang dengan kemampuan produksi cukupkah hanya dengan mengandalkan kebijakan. Kebijakan ini tidak akan berarti apa-apa kalau pemerintah tidak memberikan proteksi kepada petani kedelai.
Kita bukan meremehkan strategi pangan yang dicanangkan Departemen Pertanian pasca-kenaikan harga kedelai yang mengancam terhentinya produksi tahu dan tempe. Kita hanya mengingatkan, cobanya berpikir lebih strategis dan sungguh-sungguh dalam menjalankan politik ketahanan pangan. Karena sampai sejauh ini ada inkonsistensi. Revitalisasi pangan yang dicanangkan terkesan belum dilaksanakan sepenuh hati. Kita baru membuka ingatan atas kebijakan tersebut setelah muncul masalah. Sederhananya, begitu masalah datang dan merusak stabilitas harga, pemerintah baru bereaksi.
Caranya pun trial and error.

 Arti strategis kedelai >>

A.   kedelai merupakan komoditas tanaman pangan tepenting setelah padi dan jagung. Selain itu kedelai juga merupakan komoditas palawija yang kaya akan protein. Kedelai segar sangat dibutuhknan dalam industri pangan dan bungkil kedelai dibutuhkan untuk industri pakan
B.   kedelai merupakan komoditas strategis yang unik tapi kontradiktif dalam sistem usahatani diindonesia.
C.   Kedelai merupakan sumber protein dan lemak yang sangat tinggi bagi gizi manusia dan hewan
D.   Kedelai merupakan komoditas pangan bergizi tinggi dengan harga yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Beberapa produk pangan yang dihasilkan dari kedelai antara lain tahu, tempe, kecap, eskrim, susu kedelai, minyak makan dan tepung kedelai
E.   Kedelai sebagai tanaman pala wija tradisional telah berubah dari tanaman sampingan menjadi tanaman strategis dalam ekonomi nasional
F    Kedelai merupakan salah satu tanaman palawija yang menduduki posisi sangat penting untuk konsumsi pangan, pakan, dan bahan baku karena mngandung protein, lemak, vitamin dan mineral

PENUTUP
Kesimpulan

Unik memang negeri ini. Lahan yang begitu luas tidak dapat diberdayakan seoptimal mungkin untuk mencakupi kebutuhan vital sektor pangan nasional. Negara yang sudah maju sekalipun tidak berani berpolah seperti Indonesia dengan membuka kran impor seluas-luasnya. Eropa sangat peduli dengan sektor pertanian mereka. Proteksi diberikan seketat mungkin guna menghindarkan kemelut harga. Sementara kita yang seharusnya tetap mengandalkan sektor pertanian malah gagah-gagahan mengadopsi faham liberalisasi dan globalisasi, sehingga yang didapat tidak lain kecuali kepanikan dan proses pemiskinan petani.


DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar