Kamis, 17 Februari 2011

Tulisan_Gayus Tambunan

Nama : Pati
Kelas :2ea13
Npm: 14209993
Tulisan >> GAYUS TAMBUNAN
Siapa sih yang tidak mengetahui tentang perbuatan Gayus Tambunan? Kisahnya begitu marak di stasiun berita tv swasta .kisahnya yang dapat membuat masyarakat benci dan sekaligus kagum.sebagian masyarakat mungkin mengetahui atau mencium perbuatan gayus ,dan sebagian lainnya hanya menonton kisahnya di berita dan langsung memberikan pendapat negatif terhadap gayus tanpa mengetahui secara dalam bagaimana proses kejahatan yang dilakukan gayus.
Sebagian masyarakat berargumen bahwa Gayus Tambunan adalah koruptor..tukang makan uang orang..menikmati uang rakyat untuk jalan-jalan ke mancanegra..dan lain sebagainya.tapi apakah benar si mas Gayus itu sendiri melakukan korupsi?.Disini saya akan membahas tentang kisah Gayus Tambunan dengan mengambil kesimpulan setelah mendengarkan beberapa pendapat dari orang-orang,entah itu orang pajak bahkan dosen,juga saya baca diinternet.
Yang saya baca di internet tepatnya Viva news ,inilah artikel mengenai Gayus Tambunan >>
”Gayus ,atau yang bernama lengkap Gayus Halomoan Tambunan punya hidup bak sihir. Saat pertama kali masuk kantor pajak, pemuda yang baru berumur 30 tahun ini masih tinggal menumpang di rumah sederhana orangtuanya di pemukiman padat penduduk di Warakas, Tanjung Priok, Jakarta. Ini sebuah rumah sempit, bercat kusam, rusak pintunya, dengan plafon yang lapuk dimakan cuaca.Tiba-tiba...pada  Lima tahun lalu, tiba-tiba saja ia sudah berumah mewah di Kompleks Gading Park View, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Ini bukan sembarang rumah. Menurut pengakuannya saat diperiksa jaksa, rumah berlantai tiga di tanah seluas 436 meter persegi ini dibelinya seharga Rp.3 miliar. Gayus cuma pegawai pajak rendahan. Golongan kepangkatannya baru IIIA. Maksimal, gaji karyawan pajak di level ini ditambah tunjangan program reformasi birokrasi di Departemen Keuangan, hanya sekitar Rp.6 juta per bulan.Yang lebih mencurigakan lagi, demikian Susno memaparkan, hasil penyelidikan tim Bareskrim setelah ia lengser menyimpulkan uang yang bermasalah hanyalah Rp.400 juta. Sisanya, sekitar Rp.24,6 miliar kini tak tentu rimbanya. “Dua minggu saya keluar uang itu sudah dibagi-bagi,” kata Susno.
Tak kepalang tanggung, Susno menuding sejumlah jenderal di Trunojoyo terlibat dalam praktek makelar kasus dalam penanganan kasus pencucian uang Gayus. “Brigjen EI, yang kemudian digantikan Brigjen RE, KBP E, dan Kompol A,” kata dia. Tak pelak, telunjuknya mengarah langsung kepada dua jenderal, Brigjen Edmon Ilyas.Dan Jumat kemarin Gayus pun mengalami lompatan baru dalam perjalanan hidupnya: ia menghilang. Tak segera dicekal aparat, Gayus ditengarai terbang ke Singapura.Dalam pemeriksaan di Kejaksaan, Gayus mengaku memiliki 23 rekening di lima bank: BCA, Panin, Mandiri, BRI dan Bank DKI. Yang terakhir tercatat atas nama istrinya, seorang pegawai di DPRD DKI Jakarta.Data arus dana di berbagai rekening Gayus memperlihatkan berbagai indikasi kuat bahwa duit segunung itu memang berkait dengan pekerjaannya sebagai aparat pajak, yang mengurus keberatan dari wajib pajak tentang besaran uang yang harus mereka setor ke kas negara. Tertera di situ, harta Gayus merupakan akumulasi dari berbagai transfer bank dari banyak pihak, baik invidu maupun perusahaan. Nilainya bervariasi, berkisar antara Rp 100 juta hingga miliaran rupiah.Fakta ini langsung menghancurkan sebuah alibi yang pernah coba dibangun sindikat Gayus, bahwa kekayaan sebesar itu merupakan titipan dari seorang pengusaha garmen bernama Andi Kosasih. Menurut dokumen pemeriksaan yang dipelajari VIVAnews, kepada aparat yang menyidiknya, Gayus mengaku telah meneken akta perjanjian bisnis dengan Andi Kosasih untuk membeli tanah seluas dua hektar di Jakarta Utara.Data yang ditelusuri VIVAnews itu juga telak menyanggah keterangan resmi Kepolisian RI bahwa hasil penyidikan mereka hanya bisa membuktikan unsur tindak pidana dari dua transaksi di rekening Gayus. Itu adalah yang berasal dari PT. Megah Jaya Citra Garmindo dan konsultan pajak Roberto Santonius dengan total nilai Rp.395 juta saja.Yunus Husein, Kepala PPATK, mengkonfirmasikannya. “Dua rekening terlalu sedikit,” katanya, “Dana di rekening Gayus berasal dari banyak sumber.”Tak cuma itu, data penarikan dana dari rekening Gayus juga menghadirkan petunjuk yang mendukung kesaksian Susno tentang praktek bagi-bagi uang di rekening Gayus yang sempat dibekukan aparat kepolisian.Susno resmi diberhentikan sebagai Kabareskrim pada 24 November 2009. Menurut data arus dana yang dipelajari VIVAnews, setelah Susno dicopot, dari rekening Gayus bernomor 1040000099999 setidaknya tercatat dua kali penarikan. Itu antara lain berlangsung pada 4 dan 30 Desember 2009, dengan nilai masing-masing Rp.4,7 dan 1 miliar.
Akan tetapi, juga penting untuk dicatat, bahwa penarikan dengan skala seperti itu didapati di masa sebelum Susno lengser. Pada tanggal 29 April dan 18 Agustus 2009, dari dua rekening yang berbeda, Gayus tiga kali menarik duit dengan total nilai Rp.9,5 miliar lebih (lihat infografik).Yang tak kalah mengkhawatirkan banyak pihak, kasus Gayus adalah bukti betapa sindikat pajak telah begitu menggurita di negeri ini. Dan betapa reformasi birokrasi yang selama ini dilancarkan di Ditjen Pajak, antara lain dengan menaikkan besaran gaji pegawai negeri dalam jumlah yang sangat signifikan, harus dipertanyakan efektivitasnya.Penelusuran VIVAnews mendapati fakta menarik. Ternyata, bukan hanya Gayus aparat pajak yang pernah dilaporkan PPATK ke kepolisian, kejaksaan, dan KPK. Ada sejumlah lainnya. Salah satunya, adalah seorang mantan pejabat pajak kantor wilayah. Laporan tentang ini dilayangkan pada pertengahan tahun lalu.Pasalnya, PPATK bercuriga karena mendapati adanya “rekening tambun” milik anggota keluarga sang pejabat pajak. Nilainya kurang lebih mencapai Rp 70 miliar, yang pada November 2009 lalu telah membengkak menjadi Rp.105 miliar. Asal-muasal uang bermacam ragam, mulai dari pencairan dana investasi, deposito, Sertifikat BI, dan berbagai produk perbankan lainnya.Sumber utama dana ditrasir berasal dari dua rekening tabungan dan satu rekening giro atas nama istrinya—antara lain di Bank BNI, BCA, dan Bank Lippo. Selain itu, terlacak satu rekening lain atas nama seorang putrinya. PPATK juga menemukan tak kurang 41 MMA (Money Market Account) dan 11 deposito. Termasuk di sini adalah pembayaran premi asuransi jiwa senilai Rp.13 miliar.Kesahihan data ini dikonfirmasikan seorang perwira polisi. Menurutnya rekening sang pejabat hanya berkisar Rp.200-an juta tapi “yang banyak itu justru dari anak dan istrinya.” Dari hasil penelusuran polisi, total dana yang terpendam di rekening anak dan istri sang pejabat pajak adalah sebesar Rp.64 miliar. “Kami sedang selidiki setiap detil transaksi,” ia menambahkan. Sampai saat ini penyelidikan masih terus berlangsung. Polisi belum menyimpulkan apakah sang pejabat memperoleh kekayaannya melalui korupsi atau dari hasil usaha keluarga, seperti yang dijelaskan sang pejabat.Kasus melibatkan pejabat pajak lain yang sudah lebih terang adalah yang menyangkut Edi Setiadi, yang saat ini menjadi Kepala Kantor Wilayah Pajak Sulawesi Selatan. Pada 20 Januari 2010 lalu, Edi ditahan KPK atas tuduhan menerima suap saat menjabat Kepala Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Bandung I. Edi diduga telah menerima hadiah senilai Rp.2,6 miliar sebagai imbalan atas jasanya mengkorting nilai kurang-bayar pajak Bank Jabar di tahun buku 2002.Tak dapat dipungkiri, kasus Gayus terbongkar berkat jasa Jenderal Susno. Tapi, apakah Susno seorang pahlawan dengan integritas seputih salju? Buat para jenderal yang dia tuduh, jawabnya jelas tidak.Malang tak dapat ditolak, pengakuan Susno sedang menjelma jadi bumerang buat dirinya. Alih-alih disemati bintang jasa, ia malah ditetapkan sebagai tersangka setelah dilaporkan Brigjen Edmon Ilyas dan Brigjen Raja Erizman telah mencemarkan nama baik mereka.Lebih gawat lagi, jenderal-jenderal yang dia tuduh kini menuding balik.
Pukulan paling keras dilontarkan Brigjen Raja Erizman, “Markus itu justru bersarang di kantor Susno.” Raja mengungkapkan Susno antara lain pernah menerima sejumlah duit haram dari seorang pengacara.Raja Erizman rupanya tak sembarang balik menuding. Menurut penelusuran VIVAnews, PPATK memang pernah melaporkan sejumlah kejanggalan di rekening Jenderal Susno kepada kepolisian pada Maret dan Oktober 2009. Hal ini berkait dengan sejumlah transfer dana mencurigakan yang masuk ke rekeningnya. Arus dana antara lain terjadi selama kurun waktu 2007-2009, total senilai Rp.3,97 miliar. Pengirimnya setidaknya tiga orang: pengacara JS, pengusaha AS, dan seorang pejabat pemda di Sumatra berinisial IZM.Ditanya tentang adanya bukti transfer itu, kepada wartawan VIVAnews Brigjen Erizman mengkonfirmasikannya. “Ya ada buktinya,” katanya, “Saya akan sampaikan melalui jalur hukum.”Sebaliknya, Susno hanya diam seribu bahasa.
Jumat lalu, 26 Maret 2010, di Markas Besar Polri, jenderal berbintang tiga ini bergeming saat ditanyai wartawan VIVAnews tentang hal ini. Dengan raut muka yang beku ia hanya terus bergegas menuju mobilnya. Pengacaranya, Henry Yosodiningrat, pun hanya singkat menyatakan, “Kami tidak menanggapi hal-hal seperti itu.”Sejarah sedang menguji apakah Jenderal Susno akan mampu menjelma menjadi “cicak” … atau ia memang seorang “buaya” sejati.”
>> itulah berita  mengenai Gayus Tambunan dari Viva news.com.
Saat ini,gosipnya..lebih dari 500 anggota perpajakan keluar dari perpajakan,dengan alasan mereka takut ’menjadi’ gayus.mereka takut,jika mereka yang hanya menerima Gratifikasi akan mengalami hal yang sama seperti gayus.
Menurut saya,Gayus memang berhak untuk menerima uang-unag tersebut.namun yang salah adalah MORAL-nya sebagai anggota pajak .saat saya bertanya kepada seseorang yang bekerja di perpajakan apakah seseorang yang bekerja diperpajakan boleh menerima Gratifikasi dari kliennya,dan ternyata bisa,namun hanya boleh kurang dari Rp 250.000,tidak boleh lebih.Dan yang dilakukan Gayus itu menerima Gratifikasi LEBIH dari kliennya.
Mungkin dalam kasus ini,gayus menerima ’suap’ secara tidak langsung.klien-kliennya memberikan gratifikasi lebih kepada Gayus.ketika para klien itu hendak membayar kewajibannya dalam membayar pajak,gayus dimintai tolong mereka dalam hal ’keringanan’ pembayaran pajak mereka.Gayus yang sudah diberi Gratifikasi oleh mereka mungkin merasa ’tak enak hati’ atau memang ingin membantu mereka agar dapat gratifikasi yang lebih lagi,maka Gayus pun membantu mereka dan melakukan penipuan proses pembayaran tersebut.
Setelah ketahuan aksinya,Gayus ditangkap.mungkin saat itu hukumannya tidaklah berkaitan dengan kasus suap.karena memang pada kenyataanya,Gayus tidak disuap,hanya diGratifikasi.otomatis,klien-klien yang memberikan Gratifikasi pun tidak dikenai sanksi.tapi,walapupun begitu...kenapa tidak ditangkap saja klien yang melakukan Gratifikasi tersebut?jawabannya>> belum ada undang-undang yang membahas soal Gratifikasi tersebut.otomatis,klien-klien Gayus tersebut dapat mengelak jika diberi tuduhan.
Namun,hukuman Gayus bertambah ketika gayus pergi diam-diam ke singapura.ia menyuap para polisi dan lainnya untuk membebaskannya.otomatis,Gayus pun terkena lagi dengan tuduhan melakukan suap!betapa malang..
Itulah sedikit pendapat saya mengenai Gayus Tambunan.saya memilih tulisan ini karena tak ada habisnya membicarakan soal beliau,dan saya cukup tertarik dengan dunia politik,khususnya dalam hal yang menyangkut keuangan negara.




Rabu, 16 Februari 2011

Kenaikan Harga Pangan Mengancam Ketahanan Pangan Indonesia


Nama > Pati
Kelas > 2EA13
Npm  > 14209992

KENAIKAN HARGA KEDELAI MENGANCAM KETAHANAN PANGAN INDONESIA


KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang maha Esa karena atas rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah 3 (tiga) halaman ini tepat waktu.
            Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah agar pembaca makalah ini mengetahui bagaimana dampak harga kedelai di indoensia saat ini yang mempengaruhui pangan indonesia.diharapkan pembaca dapat meluaskan wawasannya mengenai pangan indonesia khusunya kenaikan harga kedelai di indonesia ini.
            Maksud dalam pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah berbasis softskill Pendidikan Kewarganegaraan.
            Tak lupa juga  penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Bapak Gatot Subiakto  yang telah membimbing penyusun dalam hal bagaimana penyusunan makalah ini sendiri.
            Penyusun juga menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna.Untuk itu diperlukan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan pembuatan makalah selanjutnya.
            Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca  dan tak juga penyusun mengucapkan terima kasih


Penyusun,
Pati
Bekasi, 17 Februari 2011

PEMBUKAAN

Tujuan
            Tujuan pembuatan makalah mengenai ”Kenaikan Harga Kedelai Mengancam Ketahanan Pangan Indonesia” ini adalh untuk mengetahui bagaimana kondisi pangan di indonesia saat ini khususnya kedelai,yang telah kita ketahui bahwa kedelai adalah kebutuhan pangan yang bergizi dan sangat dibutuhkan masyarakat indonesia.

Latar Belakang
Di Indonesia kedelai meerupakan komoditas pangan yang strategis sehingga upaya untuk berswasembada tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga untuk mendukung agroindustri dan menghemat devisa dan serta mengurangi ketergantungan terhadap impor. Langkah swasembada harus ditempuh karena ketergantungan yang makin besar pada impor bisa menjadi musibah terutama jika harga dunia sangat mahal akibat stok menurun. Ketergantungan kepada bahan pangan dari luar negeri dalam jumlah besar akan melumpuhkan ketahanan nasional dan mengganggu stabilitas social, ekonomi dan politik. Ketahanan pangan dan kedaulatan pangan berpengaruh langsung terhadap kesejahteraan rakyat.
Tingkat swasembada kedelai sampai saat ini belum tercapai karena jumlah kebutuhan masih relatif lebih besar dibandingkan dengan jumlah produksi. Hal ini menyebabkan impor kedelai terus meningkat dari tahun ke tahun. Peeningkatan ketahanan pangan merupakan progam utama departemen pertanian yang berdampingan dengan upaya peningkatan kesejahteraan petani dan peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian.

Harga sejumlah komoditas pangan yang diimpor naik di sejumlah daerah di Tanah Air. Kenaikan mencolok, misalnya, terjadi pada komoditas kedelai yang naik sejak bulan Desember 2010, yakni dari Rp 5.800 per kilogram menjadi Rp 6.200 per kilogram.
Naiknya harga kedelai disikapi beragam oleh sejumlah perajin berbahan baku kedelai di Malang, Jawa Timur. Perajin tempe mengurangi ukuran, sementara perajin keripik tempe rela mengurangi margin keuntungan karena tidak bisa menaikkan harga.
Di Malang harga kedelai Rp 6.200 per kg. Sebelumnya, harga kedelai rata-rata di bawah Rp 6.000 per kg. Kenaikan harga terjadi sejak akhir Desember.

PEMBAHASAN
Sebagai  negara agraris Indonesia mestinya sudah mampu mandiri dan tidak lagi bergantung pada produk impor. Kalaulah tetap mengimpor tidak serta merta memengaruhi harga pasar domestik. Yang terjadi justru mencengangkan. Pernyataan politik yang disampaikan para penyelenggara negara yang bertekad mempertahankan negeri ini sebagai negara agraris jauh panggang dari api. Semua kebutuhan pangan dan bahan baku makanan serta minuman didatangkan dari luar negeri. Beras kita impor. Kacang kedelai yang saat ini harganya meroket juga diimpor. Terigu pun kita impor. Buah-buahan begitu pula. Sebagai negara penghasil minyak, minyak pun diimpor. Fakta ini sudah berubah menjadi realitas. Keagrarisan Indonesia tinggal sebutan saja tidak lagi memberikan pengaruh besar dalam politik ketahanan pangan. Buktinya, setiap muncul masalah, publik dikesankan dengan grand strategy pangan. Coba kita cermati. Begitu harga kedelai melonjak mendekati kisaran Rp8.000, pemerintah menyodorkan peta kebijakan jangka menengah panjang untuk meningkatkan produksi kedelai nasional. Kebijakan itu meliputi perluasan lahan, peningkatan produktivitas serta pemberian bibit kedelai. Bibit unggul diberikan secara gratis.
Tentulah kita patut mempertanyakan, akselarasi dalam memenuhi kebutuhan kedelai di dalam negeri yang berbanding timpang dengan kemampuan produksi cukupkah hanya dengan mengandalkan kebijakan. Kebijakan ini tidak akan berarti apa-apa kalau pemerintah tidak memberikan proteksi kepada petani kedelai.
Kita bukan meremehkan strategi pangan yang dicanangkan Departemen Pertanian pasca-kenaikan harga kedelai yang mengancam terhentinya produksi tahu dan tempe. Kita hanya mengingatkan, cobanya berpikir lebih strategis dan sungguh-sungguh dalam menjalankan politik ketahanan pangan. Karena sampai sejauh ini ada inkonsistensi. Revitalisasi pangan yang dicanangkan terkesan belum dilaksanakan sepenuh hati. Kita baru membuka ingatan atas kebijakan tersebut setelah muncul masalah. Sederhananya, begitu masalah datang dan merusak stabilitas harga, pemerintah baru bereaksi.
Caranya pun trial and error.

 Arti strategis kedelai >>

A.   kedelai merupakan komoditas tanaman pangan tepenting setelah padi dan jagung. Selain itu kedelai juga merupakan komoditas palawija yang kaya akan protein. Kedelai segar sangat dibutuhknan dalam industri pangan dan bungkil kedelai dibutuhkan untuk industri pakan
B.   kedelai merupakan komoditas strategis yang unik tapi kontradiktif dalam sistem usahatani diindonesia.
C.   Kedelai merupakan sumber protein dan lemak yang sangat tinggi bagi gizi manusia dan hewan
D.   Kedelai merupakan komoditas pangan bergizi tinggi dengan harga yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Beberapa produk pangan yang dihasilkan dari kedelai antara lain tahu, tempe, kecap, eskrim, susu kedelai, minyak makan dan tepung kedelai
E.   Kedelai sebagai tanaman pala wija tradisional telah berubah dari tanaman sampingan menjadi tanaman strategis dalam ekonomi nasional
F    Kedelai merupakan salah satu tanaman palawija yang menduduki posisi sangat penting untuk konsumsi pangan, pakan, dan bahan baku karena mngandung protein, lemak, vitamin dan mineral

PENUTUP
Kesimpulan

Unik memang negeri ini. Lahan yang begitu luas tidak dapat diberdayakan seoptimal mungkin untuk mencakupi kebutuhan vital sektor pangan nasional. Negara yang sudah maju sekalipun tidak berani berpolah seperti Indonesia dengan membuka kran impor seluas-luasnya. Eropa sangat peduli dengan sektor pertanian mereka. Proteksi diberikan seketat mungkin guna menghindarkan kemelut harga. Sementara kita yang seharusnya tetap mengandalkan sektor pertanian malah gagah-gagahan mengadopsi faham liberalisasi dan globalisasi, sehingga yang didapat tidak lain kecuali kepanikan dan proses pemiskinan petani.


DAFTAR PUSTAKA